
Pemerintah Arab Saudi dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau seluruh jemaah haji, khususnya asal Indonesia, untuk menghindari kontak langsung dengan unta selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Imbauan ini bukan tanpa alasan, mengingat hewan khas Timur Tengah tersebut diketahui dapat menjadi perantara penyebaran virus berbahaya, salah satunya adalah MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus).
MERS adalah penyakit pernapasan serius yang pertama kali muncul di Arab Saudi pada 2012. Virus ini diketahui berasal dari unta dan dapat menular ke manusia melalui kontak langsung, termasuk menyentuh, memberi makan, hingga mencium unta—a tradisi yang kadang dilakukan wisatawan atau jemaah yang penasaran. Gejala MERS bisa berupa demam tinggi, batuk, sesak napas, dan pada kasus berat dapat menyebabkan kematian, terutama bagi mereka yang memiliki komorbid atau lansia.
Karena itu, para jemaah haji dianjurkan tidak mengunjungi peternakan unta, tidak menyentuh unta di jalan atau objek wisata, serta tidak mengonsumsi produk olahan unta yang tidak dimasak matang, seperti susu mentah atau daging yang tidak dimasak sempurna. Meskipun terlihat jinak dan menjadi daya tarik wisata tersendiri, unta tetaplah hewan yang bisa membawa risiko penularan penyakit, terutama di tengah kerumunan besar seperti saat musim haji.
Selain itu, penggunaan masker, menjaga kebersihan tangan dengan mencuci menggunakan sabun atau hand sanitizer, serta menghindari kerumunan yang tidak perlu juga menjadi bagian penting dari upaya pencegahan penyakit menular selama berhaji. Jemaah yang merasa tidak enak badan atau menunjukkan gejala demam dan batuk disarankan segera memeriksakan diri ke tim medis atau klinik kesehatan haji terdekat.
Pemerintah Indonesia melalui PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) juga terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada jemaah mengenai pentingnya menjaga kesehatan pribadi selama berada di Arab Saudi. Dengan jumlah jemaah yang sangat besar, risiko penularan penyakit memang lebih tinggi, sehingga langkah pencegahan harus menjadi perhatian utama.
Menghindari kontak langsung dengan unta bukan berarti menafikan keunikan budaya Arab, namun lebih kepada langkah perlindungan diri demi kelancaran ibadah haji yang aman dan sehat. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati—terlebih dalam ibadah yang memerlukan kekuatan fisik dan mental seperti haji.